Cara Pembuatan Sirup (PRAKTEK FARMAKOGNOSI)
PENDAHULUAN :
1. Pengertian Sirup ( Sumber : Buku Ilmu Resep DEPKES Bab Galenika Hal 53
– 55 )
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa. Kadar
sakarosa (C12H22O11) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari
66%.
2. Cara pembuatan Sirup ( Sumber : Buku Ilmu Resep DEPKES Bab Galenika Hal 53 – 55 )
A. Cara pembuatan sirup :
·
Buat
cairan untuk sirup
·
Panaskan,
tambahkan gula, jika perlu didihkan hingga larut.
·
Tambahkan
air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki
·
Buang
busa yang terjadi dan serkai
Cairan untuk sirup, dimana gulanya akan
dilarutkan dapat dibuat dari :
1.
Aqua
destilata : untuk sirupus simplex
2.
Hasil-hasil
penarikan dari bahan dasar :
a.
Maserat
misalanya sirupus Rhei
b.
Perkolat
misalnya sirupus cinnamomi
c.
Colatura
misalnya sirupus senae
d.
Sari
buah misalnya rubi idaei
3.
Larutan
atau campuran larutan bahan obat misalnya : methdilazina hydrochloride sirupus,
sirup-sirup dengan nama patent misalnya yang mengandung campuran vitamin.
Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glikosida antrakinon
ditambahkan Na2CO3 sejumlah 10% bobot simplisia.
Kecuali dinyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untuk persediaan
ditambahkan metil paraben 0,25% b/v atau pengawet lain yang cocok
Kadar gula dalam sirup pada suhu kamar maksimum 66% sakarosa, bila lebih
tinggi akan terjadi pengkristalan, tetapi bila lebih rendah dari 64% sirup akan
membusuk.
Bj sirup kira-kira 1,3
Pada penyimpanan dapat terjadi inverse dari sakarosa (pecah menjadi
glukosa dan fruktosa) dan pada sirup yang bereaksi asam inversi dapat menjadi
lebih cepat.
Pamanasan sebaiknya dihindari karena pemanasan akan menyebabkan
terjadinya gula invert.
Gula invert adalah gula yang terjadi karena penguraian sakarosa yang
memutar bidang polarisasi kekiri.
Gula invert tidak dikehendaki dalam sirup karena lebih encer sehingga
mudah berjamur dan berwarna tua (terbentuk karamel), tetapi mencegah terjadinya
oksidasi dari bahan obat.
Kadang-kadang gula invert dikehendaki adanya, misalnya dalam pembuatan
sirupus lodeti ferrosi.
Hal ini disebabkan karena sirup merupakan media yang mereduksi, mencegah
bentuk ferro menjadi bentuk ferri.
Gula invert disini dipercepat pembuatannya dengan memanaskan larutan gula
dengan asam sitrat.
Pada sirup yang mengandung sakarosa 62% atau lebih, sirup tidak dapat
ditumbuhi jamur, meskipun jamur tidak mati.
Bila kadar sakarosa turun karena inverse, maka jamur dapat tumbuh. Bila
dalam resep sirup diencerkan dengan air dapat pula ditumbuhi jamur.
Untuk mencegah sirup tidak menjadi busuk dapat ditambahkan bahan pengawet
misalnya nipagin.
Bila cairan hasil sarian
mengandung zat yang mudah menguap maka sakarosa dilarutkan dengan pemanasan
lemah dan dalam botol yang tertutup seperti pada pembuatan Thymi composites
sirupus, aurantii corticis sirupus. Untuk cinnamomi sirupus sakarosa dilarutkan
tanpa pemanasan.
B.
Cara
Menjernihkan Sirup
o Menambahkan kocokan zat putih telur segar
pada sirup. Didihkan sambil diaduk, zat putih telur akan menggumpal karena
panas.
o Menambahkan bubur kertas saring lalu didihkan
dan saring kotoran sirup akan melekat ke kertas saring.
C.
Cara Memasukan
Sirup Kedalam Botol
Penting untuk kestabilan sirup
dalam penyimpanan supaya awet (tidak berjamur) sebaiknya sirup disimpan dengan
cara :
1)
Sirup
yang sudah dingin disimpan dalam wadah yang kering. Tetapi pada pendinginan ada
kemungkinan terjadinya cemaran sehingga terjadi juga penjamuran.
2)
Mengisikan sirup panas – panas kedalam botol panas
(karena sterilisasi) sampai penuh sekali sehingga ketika disumbat dengan gabus
terjadi sterilisasi sebagian gabusnya lalu sumbat gabus dicelup dalam lelehan
parafin solidium yang menyebabkan sirup terlindung dari pengotoran udara luar.
3)
Sterilisasi
sirup, disini harus diperhitungkan pemanasan 30 menit apakah tidak berakibat terjadinya gula
invert.
maka untuk
kestabilan sirup. FI III juga menuliskan tentang penambahan metal paraben 0,25%
atau pengawet lainyang cocok. Dari ketiga cara memasukan sirup kedalam botol
yang terbaik adalah cara yang ke – Tiga.
D.
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat dan
ditempat sejuk.
3.
Jenis-Jenis Sirup ( Sumber : https://duniafarmasiku.wordpress.com )
Ada3 macam sirup yaitu:
1.
Sirup Simpex
Mengandung 65%
gula dalam air nipagin 0,25% b/v
2.
Sirup Obat
Mengandung satu
atau lebih jenis obat dengan atau
tanpa zat tambahan.
3. Sirup
Pewangi
Mengandung pewangi
atau zat pewangi lain, tidak mengandung
obat Contoh: sir thyamin.
4. Penepatan Kadar Sakarosa ( Sumber : Buku Ilmu
Resep DEPKES Bab Galenika Hal 53 – 55 )
· Tambang seksama ± 25 gram sirup dalam labu
terukur 100 ml tambahkan 50 ml air dari sedikit larutan Aluminium hidroksida .
tambahkan larutan timbale ( II ) sub asetat tetes demi tetes hingga tetes
terakhir tidak menimbulkan kekeruhan.
· Tambahkan air secukupnya hingga 100. Ml saring
buang 10 ml fitrat pertama masukan ± 45.0 ml fitrat kedalam labu terukur 50 ml,
tambahkan campuran 79 bagian volumeasam klorida
dan 21 bagian vol. air secukupnya hingga 50.0 ml. panaskan labu dalam
dalam tangas air pada suhu antara 680 dan 700C selama 10
menit dinginkan dengan cepat sehingga suhu lebih kurang 200C
· Jika perlu hilangkan warna dengan menggunakan
tidak lebih dari 100 mg arang menyerap
· Ukur rotasi optic larutan yang belum di
inverse dan sesudah inverse menggunakan tabung 22.0 cm pada suhu pengukur yang sama antara 100 dan 250C.
Hitung kadar dalam % C12H22O11
CARA PEMBUATAN :
1. 750 gram infus saat masih panas
dimasukkan ke dalam gelas ukur.
2. Menambahkan 490 gram gula pasir lalu
diaduk hingga larut.
3. Setelah dingin dimasukkan ke dalam
botol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar