Selasa, 21 Februari 2017

01. OBAT TRADISIONAL (OT)



Cara Pembuatan Obat Tradisional / OT (PRAKTEK FARMAKOGNOSI)

PENDAHULUAN    :

1.      Pengertian Obat Tradisional
1.            Pengertian obat tradisional
 (farmakognosi EGC vol 2 hal 233)
a)      Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan , bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan,dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat.

b)     Penandaan
Jamu atau obat tradisional Indonesia harus mencantumkan penandan berikut :
1)      Logo dan tulisan “JAMU”
2)      Logo berupa “ranting daun yang terletak dalam lingkaran”
3)      Logo ditempatkan bagian atas sebelah kiri wadah/pembungkus/brosur.
4)      Logo (ranting daun dalam lingkaran) dicetak dengan warna hijau diatas dasar warna putih atau warna lain yang mencolok kontras dengan warna logo.
5)      Tulisan “JAMU”  harus jelas dan mudah dibaca , dicetak dengan warna hitamd iatas dasar warna putih atau warna lain yang mencolok kontras dengan tulisan “JAMU”

c)      Kriteria yang harus dipenuhi
Jamu atau obat tradisional Indonesia harus memenuhi criteria sebagai berikut :
1.      Aman dan sesuai dengan persyaratan yang ditetapka.
2.      Klaim penggunaan dibuktikan berdasarkan data empiris.
3.      Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Jenis klaim penggunaan diawali dengan  kata kata “secara tradisional digunakan untuk….” Atau sesuai dengan yang disetujui pada saat pendaftaran

d)     Sediaan-sediaan Obat Tradisional Indonesia

1.                   Ekstrak
Dalam Farmakope Indonesia Edisi IV,disebutkan bahwa yang dimaksud dalam ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai , kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.
Pembuatan
Sebagian ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat secarper kolasi.  Seluruh perkolat dipekatkan secara distilasi dengan pengurangan tekanan agar bahan sesedikit mungkin terkena panas.
Parameter dan metode uji ekstrak
meliputi parameter nonspesifik, serta uji kandungan kimia ekstrak.
a.                   Parameter nonspesifik
Parameter nonspesifik meliputi :
·         Susut pengeringan dan bobot jenis
·         Kadar air
·         Sisa pelarut
·         Residu pestisida cemaran logam berat
·         Cemaran mikroba, yaitu cemaran mikroba dan cemaran kapang,khamir,dan aflotoksin

b.      Parameter spesifik
Parameter spesifikberlakuuntukekstraktertentu ,yangmeliputi :
·         Identitas (padatatausetengahpadat)
·         Organoleptic
·         Senyawaterlarutdalampelarut
c.       Uji kandungan kimia ekstrak
Uji kandungan kimia ekstrak meliputi :
·         Polakromatogram, yaitu dengan :
-          Kromatografi lapis tipis (KLT) atau thin layer chromatography (TLC)
-          Kromatografi gas (KG) atau gas chromatography (GG)
-          Koromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) atau high performance liquid chromatography (HPLC)
·         Kadar total golongan kandungan kimia
                             Golongan kandungan kimia yang diuji kadar totalnya meliputi :
o   Golongan minyak atsiri
o   Golongan flavonoida
o   Golongan tanin
o   Golongan alkaloida
o   Golongan antrakuinon
o   Golongan saponin
o   Golongan steoroid
·         Kadar kandungan kimia tertentu
     Kandungan kimia tertentu diuji menggunakan densitometry, krimatografi gas, dan KCK.
2.                   Tinctura
                        Tinctura (tingtur) adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia nabati atau hewani dengan cara melarutkan senyawa kimi adalah pelarut yang tertera dalam masing-masing monografi. Tinctura dibuat menggunakan 20%  zat berkhasiat atau  10% untuk zat berkhasiat keras.

Pembuatan
Tinctura dapat dibuat dengan salah satu cara berikut:
a.                   Maserasi
Masukan 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok kedalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari, tutup, biarkanselama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, serkai, peras, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya sehingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan kedalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk dan terlindung dari cahaya selama 2 hari, lalu tuangkan atau saring.
b.                  Perkolasi
Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5-5 bagian cairan penyari,  masukan kedalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam. Pindahkan sedikit demi sedikit kedalam  percolator  sambil tiap kalindi tekan hati-hati, tuangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan diatas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup percolator, biarkan selama 24 jam. Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1ml per menit ,tambahkan cairan penyari secukupnya berulang-ulang sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari diatas simplisia hingga diperoleh 80 bagian perkolat. Peras massa, campurkan cairan perasan kedalam perkolat, tambahkan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan kedalam bejana, tutup,biarkan selama 2 hari ditempatkan sejuk dan terlindung dari cahaya. Enap tuangkan atau saring.
Persyaratan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Repulik Indonesia Nomor 661/MENKES/SK/VII/1994 tentang persyaratan ObatTradisional, cairan obat dan cairan obat luar harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a.                   Cairanobatdalam
·         Angka lempeng  total              : tidak lebih dari
·         Angka kapang dan khamir      : tidak lebih dari
·         Mikroba pathogen                   : negative
·         Aflatoksin                               : tidak lebih dari 30 bpj
b.                   Cairanobatluar
·         Angkalempeng total                : tidak lebih dari
·         Mikroba pathogen                   : negative

3.                   Infusa
Infusa (infus) adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu  90C selam 15 menit.
Pembuatan
Infusa dibuat dengan menambahkan  air secukupnya pada simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci . campuran kemudian dipanaskan diatas penangas air selam 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90C , sambil sesekali diaduk. Campuran kemudian diserkai selagi panas menggunakan kain flanel dan ditambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infusa yang dikehandaki.Tanpa keterangan lain, infusa yang mengggunakan 10% simlisia.
Persyaratan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Repulik Indonesia Nomor 661/MENKES/SK/VII/1994 tentang persyaratan Obat Tradisional, cairan obat harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
·                     Angka lempeng total               : tidak lebih dari
·                     Angka kapang dan khamir      : tidak lebih dari
·                     Mikroba pathogen                   : negative
·                     Aflatoksin                               : tidak lebih dari 30 bpj

4.                   Aqua Aromatika
                        Menurut Farmakope Indonesia Edisi II , aqua aromatika atau sering disebut dengan air aromatic adalah larutan jenuh minyak dalam air. Air aromatic merupakan cairan jernih atau agak keruh yang mempunyai bau dan rasa yang tidak menyimpang dari bau dan rasa minyak atrisiasal. Air aromatic disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dan ditempat sejuk.(Anief,Moh.2000)
Pembuatan
Air aromatic dibuat dengan melarutakan sejumlah minyak atsiri dalam air sesuai yang tertera dalam 60 ml etanol (95%) , lalu ditambahkan air sedikit demi sedikit dikocok kuat-kuat hingga 100 ml. selanjutnya , ditambahkan 500 gram talcum sambil dikocok-kocok sesekali, dibiarkan selama beberapa jam , dan disaring . satu bagian volume filtrate kemudian diencerkan dengan 39 bagian volume air.

e)      Pengertian Tanaman obat adalah Jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan ataupun maupun mencegah berbagai penyakit, berkhasiat obat sendiri mempunyai arti mengandung zat aktif yang bisa mengobati penyakit tertentu atau jika tidak memiliki kandungan zat aktif tertentu tapi memiliki kandungan efek resultan / sinergi dari berbagai zat yang mempunyai efek mengobati. (Sumber : http://pengertiantanamanobat.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-tanaman-obat-jenis-dan.html )
2.            Macam macam Obat Tradisional
a.                        Temulawak
   Temulawak merupakan salah satu tanaman yang termasuk keluarga jahe, banyak dimanfaatkan untuk membuat obat herbal. Temulawak mengandung senyawa aktif yang sangat bagus untuk kesehatan. Temulawak juga mengandung antioksidan yang dapat menjaga dan memelihara kesehatan tubuh.

b.                        Kunyit
   Tanaman herbal lain yang dapat digunakan untuk membuat ramuan tradisional yaitu kunyit. Kunyit banyak digunakan untuk membuat jamu, kunyit mengandung banyak khasiat. Beberapa khasiat dari kunyit yaitu sebagai antioksidan, anti inflamasi, anti mikroba, anti kanker, anti tumor dan masih banyak lagi manfaat lainnya.

c.                        Keji beling
Bagi Anda yang sudah terbiasa membuat obat herbal, tentu Anda sudah tidak asing dengan tanaman herbal yang satu ini. Tanaman yang satu ini mengandung banyak mineral, diantaranya yaitu kalsium, kalium, Natrium dan unsur mineral lainnya. Tidak hanya mengandung mineral, tanaman ini juga mengandung senyawa aktif lainnya. Tanaman herbal ini dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit, bahkan penyakit kronis. Antara lain yaitu penyakit batu ginjal, disentri, lever, ambeien dan masih lain sebagainya.

d.                       Sambiloto
Sambiloto termasuk sebagai tanaman herbal yang dapat dijumpai secara mudah di Indonesia. Daun sambiloto banyak diolah menjadi ramuan tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit. Salah satu penyakit yang dapat diobati menggunakan daun sambiloto yaitu penyakit kanker. Kandungan yang dimiliki daun sambiloto dapat menekan adanya pertumbuhan sel kanker.

e.                        Tempuyung
Tanaman lain yang merupakan bahan dasar untuk pembuatan obat herbal yaitu tempuyung. Tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit ginjal atau masalah ginjal lainnya.

f.             Mahkota dewa
Mahkota dewa juga banyak dimanfaatkan untuk membuat obat herbal. Kandungan yang ada di dalamnya antara lain yaitu lignan, alkaloid, tanin, saponin dan flavonoid. Mahkota dewa memiliki khasiat yang cukup banyak, antara lain yaitu dapat menghambat sel kanker dan mengobati diabetes. Selain itu mahkota dewa juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit asam urat dan menurunkan kolesterol tinggi.

3.            Sumber Obat Tradisional
A. Obat tradisional buatan sendiri
Obat tradisional jenis ini merupakan akar dari pengembangan obat tradisional di Indonesia saat ini. Pada zaman dahulu nenek moyang kita mempunyai kemampuan untuk menyediakan ramuan obat tradisional yang digunakan untuk keperluan keluarga. Cara ini kemudian terus dikembangkan oleh pemerintah dalam bentuk program TOGA (tanam obat keluarga). Dengan adanya program TOGA diharapkan masyarakat mampu menyediakan baik bahan maupun sediaan jamu yang dapat dimanfaatkan dalam upaya menunjang kesehatan keluarga.

B. Obat tradisional berasal dari pembuat jamu
Membuat jamu merupakan salah satu profesi yang jumlahnya masih cukup banyak. salah satu adalah pembuat sekaligus panjual jamu gendong. Pembuat jamu gendong merupakan penyedia obat tradisional berbentuk cairan, diantara produknya adalah kunir asam, sinom, mengkudu, pahitan, beras kencur, cabe puyung dan gepyokan.

C. Obat tradisional buatan industri
Berdasarkan peraturan Departemen Kesehatan RI, industri obat tradisional dapat dikelompokan menjadi industri kecil dan industri besar berdasarkan modal yang harus mereka miliki. Dengan semakinmaraknya obat tradisional tampaknya industri farmasi mulai tertarik untuk memproduksi obat tradisional. Akan tetapi, pada umumnya yang berbentuk sediaan modern berupa ekstrak bahan alam atau fitolarmaka. Sedangkan industri jamu lebih condong untuk memproduksi bentuk jamu yang sederhana meskipun akhir-akhir ini cukup banyak industri besar yang memproduksi jamu dalam bentuk sediaanmodern (tablet, kapsul, sirup, dan lain-lain) dan bahkan fitofarmaka.

4.            Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas Obat Tradisional
Pada proses pembuatan obat tradisional, simplisia atau pun ekstrak yang digunakan sebagai bahan bakunya harus telah memenuhi persyaratan mutunya, baik parameter standar umum (kadar air,kadar abu, susut pengeringan dan bobot jenis) maupun parameter standar spesifik (organolepik, senyawa pelarut dalam pelarut tertentu, uji kandungan kimia ekstrak dan pentapan kadar). Standarisasi dilakukan agar dapat diperoleh bahan baku yang seragam yang akhirnya dapat menjamin efek farmakologi tanaman tersebut. Salah satu parameter penting dalam standarisasi adalah profil plant metabolomic(metabolic profiling).

Kandungan metabolit sekunder ini mempengaruhi efek farmakologi dari suatu tanaman, dimana kandungan kimia ini sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain tempat tumbuh, iklim, curah hujan, panen. Banyaknya faktor yang mempengaruhi kandungan kimia mengakibatkan masing masing tanaman memiliki profil plant metabolomic yang berbeda

5.            Cara pembuatan Obat Tradisional secara umum
WAKTU PENGUMPULAN
               Guna mendapatkan bahan yang terbaik dari tumbuhan obat, perlu diperhatikan saat-saat pengumpulan atau pemetikan bahan berkhasiat.

Berikut ini pedoman waktu pengumpulan bahan obat secara umum.
·         Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak.
·         Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.
·         Buah dipetik dalam keadaan masak.
·         Biji dikumpulkan dari buah yan g masak sempurna.
·         Akar, rimpang (rhizome), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus) dikumpulkan sewaktu proses tumbuhan berhenti.
PENCUCIAN DAN PENGERINGAN
Bahan obat yang sudah dikumpulkan segera dicuci bersih, sebaiknya dengan air yang mengalir. Setelah bersih, dapat segera dimanfaatkan bila diperlukan pemakaian yang bahan segar. Namun, bisa pula dikeringkan untuk disimpan dan digunakan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.

Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dan mengcegah pembusukan oleh cendawan atau bakteri. Dengan demikian, bahan dapat disimpan lebih lama dalam stoples atau wadah yang tertutup rapat. Bahan kering juga mudah dihaluskan bila ingin dibuat serbuk.

   Berikut ini cara mengeringkan bahan obat :
·         Bahan berukuran besar dan banyak mengandung air dapat dipotong-potong seperlunya terlebih dahulu.
·         Pengeringan bisa langsung dibawah sinar matahari, atau memakai pelindung seperti kawat halus jika menghendaki pengeringan yang tidak terlalu cepat.
·         Pengeringan bisa juga dilakukan dengan mengangin-anginkan bahan ditempat yang teduh atau di dalam ruang pengering yang aliran udaranya baik.





02. INFUS



Cara Pembuatan Infus (PRAKTEK FARMAKOGNOSI)

PENDAHULUAN           :

1.      Pengertian Infus ( Sumber : Ilmu Resep DEPKES Bab Galenika Hal 44 – 45 )
Infus ( infuse) adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit

2.      Cara Pembuatan ( Sumber : Ilmu Resep DEPKES Bab Galenika Hal 44 – 45 )
Campur simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam panci dengan air secukupnya, panaskan diatas tangas air selama15 menit terhitung mulai suhu mencapai 900C sambil sekali-kali diaduk serkai selagi panas melalui kain flanel , tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volumen infus yang dikehendaki.
1). Jumlah simplisia
             Kecuali dinyatakan lain infus yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras dibuat dengan menggunakan 10% simplisia. Untuk pembuatan 100 bagian infus berikut digunakan sejumlah simplisia seperti tertera dibawah ini :
·         Kulit kina                     6  bagian
·         Daun digitalis               0,5 bagian
·         Akar ipeka                    0,5 bagian
·         Daun kumis kucing      0,5 bagian
·         Sekale kornutum          3 bagian
·         Daun sena                     4 bagian
·         Temulawak                   4 bagian

2). Derajat halus simplisia
            bahan yang digunakan untuk infus mempunyai derajat halus sebagai berikut :
Serbuk (5/8)
Akar Manis, Daun Kumis Kucing, Daun Sirih, Daun Sena
Serbuk (8/10)
Dringo, Kelembak
Serbuk (10/22)
Laos, Akar Valerian, Temulawak, Jahe
Serbuk (22/60)
Kulit Kina, Akar Ipeka, Sekale Kornutum
Serbuk (85/120)
Daun Digitalis

3). Banyaknya air ekstra
            Umumnya untuk membuat sediaan infus diperlukan penambahan air sebanyak 2 kali berat simplisia. Air ekstra ini diperlukan untuk melembabkan simplisia, karena simplisia yang digunakan pada umumnya dalam keadaan kering.

4). Cara menyerkai
·                  Pada umumnya infus diserkai selagi panas, kecuali infus simplisia yang mengandung minyak atsiri, infus condurango cortex dan infus daun senae diserkai setelah dingin
·                  Infus condurango diserkai dingin, karena zat berkhasiatnya larut dalam keadaan dingin dan mengendap dalam keadaan panas.
·                  Infus daun sena harus diserkai setelah dingin karena infus daun sena mengandung zat yang dapat menyebabkan sakit perut yang larut dalam air panas, tetapi tidak larut dalam air dingin.
·                  Untuk asam jawa sebelum dibuat  infus dibuang bijinya dan diremas dengan air hingga massa seperti bubur
·                  Infus daun sena, infus asam jawa dan infus simplisia lain yang mengandung lendir tidak boleh diperas
·                  Untuk buah adas manis dan buah adas harus dipecah terlebih dahulu.
·                  Bila sediaan tidak disebutkan derajat kehalusannya  hendaknya diambil derajat kehalusan suatu bahan dasar yang kekentalan sama / sediaan galenik dengan bahan yang sama
5). Penambahan bahan-bahan lain
           Pada pembuatan infus kulit kina ditambahkan asam sitrat 10% dari bobot bahan berkhasiat dan pada pembuatan infus simplisia yang mengandung glikosida antrakinon, ditambahkan Natrium karbonat 10% dari botol simplisia dengan tujuan untuk memperbesar kelarutan zat berkhasiat dalam air.



CARA PEMBUATAN      :
1)      Menimbang Jahe
2)      Mengukur air yang dipakai
3)      Memasukkan jahe ke dalam panci infus, ditambahkan air ekstra dua kali berat simplisia
4)      Menambahkan air sebanyak 1500 ml
5)      Panaskan panci dengan suhu 900C selama 15 menit 
6)      Diamkan sampai dingin, lalu diserkai 
 7)   Mengukur sediaan sebanyak 1500 ml bila jumlah infus kurang dari 1500 ml, maka tambahkan Aqua melalui ampasnya